Pendidikan kesehatan bagi anak-anak sekolah perlu dilakukan secara bertahap.
Pemerintah mendukung pendidikan kesehatan bagi anak sekolah melalui program
usaha kesehatan sekolah (UKS) dan dokter kecil di jenjang SD, serta
pengembangan kader kesehatan remaja di kalangsan siswa SMP dan SMA.
Program
UKS dan dokter kecil sudah menjadi program pendidikan di sekolah.
"Harapannya tidak hanya di SD, di SMP dan SMA juga perlu dilanjutkan dengan mengembangkan kader kesehatan remaja," kata Direktur Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan, Kirana Pritasari, pada peluncuran program Dokter Kecil Award 2012, Senin (26/3/2012) di Jakarta.
"Harapannya tidak hanya di SD, di SMP dan SMA juga perlu dilanjutkan dengan mengembangkan kader kesehatan remaja," kata Direktur Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan, Kirana Pritasari, pada peluncuran program Dokter Kecil Award 2012, Senin (26/3/2012) di Jakarta.
Menurut
Kirana, pendidikan kesehatan di SD, utamanya untuk menyosialisasikan perilaku
hidup sehat secara pribadi. Tujuannya supaya anak-anak SD dapat menerapkan
perilaku hidup sehat sehari-hari secara mandiri, seperti mandi, menggosok gigi,
serta mencuci tangan pakai sabun.
"Di
SD, tantangannya adalah konsistensi pesan di sekolah dan rumah. Sebab,
anak-anak SD ini kan sifatnya meniru. Karena itu, pemberian contoh dari orang
dewasa akan membuat pesan perilaku hidup sehat pada anak bisa efektif,"
tutur Kirana.
Pendidikan
kesehatan pribadi sejak dini ini penting. Sebab, perilaku hidup sehat masih
menjadi tantangan di kalangan anak-anak dan keluarga.
Indeks
pembangunan kesehatan masyarakat 2010 menunjukkan, rumah tangga yang memenuhi
kriteria perilaku hidup sehat dan bersih dengan kategori baik secara nasional
baru berkisar 35,7 persen. Adapun penduduk yang berperilaku benar dalam
kebiasaan cuci tangan pakai sabun secara nasional hanya berkisar 24,5 persen.
Padahal, perilaku hidup bersih dan sehta serta cuci tangan pakai sabun sangat
efektif untuk mencegah beragam masalah kesehatan.
Menurut
Kirana, pendidikan kesehatan pribadi pada murid SD perlu diperkuat sehingga
menjadi perilaku hidup di kemudian hari. Anak-anak ini bisa menularkan perilaku
hidup sehat dan bersih pada teman sebaya dan keluarga.
Adapun
di jenjang SMP dan SMA, pendidikan kesehatan difokuskan pada informasi perilaku
hidup yang berisiko. "Anak-anak remaja kan suka menantang bahaya, jadi
perlu diberi pendidikan kesehatan yang membuat mereka paham akan risiko dari
pilihan hidup yang tidak sehat," kata Kirana.
Soal
perilaku keselamatan berkendara sepeda motor, misalnya, bisa jadi salah satu
tema pendidikan kesehatan. Demikian juga dengan merokok. Topik kesehatan lain
yang juga penting bagi remaja, yakni informasi mengenai risiko mengonsumsi
minuman keras, narkoba, dan seks bebas. Juga perlu diinformasikan soal
kesehatan reproduksi hingga bahaya HIV/AIDS.
"Di
jenjang SMP dan SMA perlu mengajak siswa untuk menjadi kader kesehatan remaja,
sehingga bisa menjadi agen perubahan untuk menghindarkan diri dari perilaku
hidup yang berisiko terhadap kesehatan dan keselamatan jiwa. Para remaja ini
dibimbing sekolah dan tenaga kesehatan yang ada mulai dari Puskesmas,"
papar Kirana.
Sumber:kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar